Rabu, 14 Juli 2010

BK BELAJAR

BK BELAJAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses menjadi(onbecoming process), paling tidak pebelajar memerlukan empat pilar yakni pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dan bekerja sama. Hal ini sejalan dengan penegasan UNESCO dalam konverensi tahunannya diMelbourne (Diptoadi,1999:165) yang menekankan perlunya Masyarakat Belajar yang berbasis pada empat kemampuan yakni: (1) belajar untuk mengetahui, (2) belajar untuk dapatmelakukan, (3) belajar untuk dapat mandiri, dan (4) belajar untuk dapat bekerjasama.belajar untuk tahu menjadi basis bagi belajar untuk dapat melakukan; belajar untuk dapat melakukan merupakan basis bagi belajar untuk mandiri.belajar untuk mandiri merupakan basis bagi belajar untuk bekerja sama.Tahu, dapat, mandiri, dan kemampuan bekerjasama merupakan kesatuan dan prasyarat bagi individu untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.Dari sini jelaslah bahwa belajar untuk tahu (learning to know) menjadi basis pilar lainnya.Belajar merupakan hal yang paling utama dalam.Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar Belajar sepanjang hayat. yang dilakukan oleh pebelajar.Belajar merupakan konsep sepanjang hayat.Makna belajar tidak hanya terbatas pada pendidikan anak (pedagogi) tetapi juga menyangkut pendidikan orang dewasa (andragogi) bahkan belajar menyangkut semua kegiatan di segala usia.Dalam belajar setidaknya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas belajar tersebut.Pemberdayaan optimal dari faktor-faktor ini dapat mempermudah bagi seseorang untuk belajar.Dalam makalah ini akan diutarakan faktor-faktor psikologis dan keterampilan teknis yang dapat menjadikan belajar menjadi efektif.

B. Rumusan masalah

Agar uraian laporan bab ini jelas dan terarah maka diambil rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang harus dibahas sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan belajar?

2. Apa saja faktor-faktor psikologis dan teknis yang berpengaruh pada efektivitas belajar?

3. Apa saja gaya belajar dan bagaimana strategi belajar dalam setiap gaya belajar?

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan adalah sebagai bentuk pembelajar diri agar:

1. Faham akan makna belajar

2. memahami faktor-faktor yang berpengaruh pada belajar pebelajar

3. mengetahui dan mengerti bagaimana cara belajar dengan efektif sesuai gaya belajar pebelajar

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR BELAJAR

a. Pengertian Belajar

Setiap orang menjadi dewasa karena belajar dan pengalaman selama hidupnya.Belajar pada umumnya dilakukan seseorang sejak mereka ada di dunia ini.Belajar merupakan proses seseorang menjadi tahu dan berkembang secara optimal.Bagi individu belajar merupakan suatu kebutuhan.Berhasil atau tidaknya seorang dalam hidup tergantung pada proses belajar yang dialami oleh pebelajar tersebut.Belajar merupakan hasil dari pengalaman dan latihan yang relatif menetap. Hal ini merupakan definisi yang dikatakan oleh beberapa ahli. Menurut Logan, dkk (1976) dalam Sia Tjundjing (2001:70) belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan latihan. Senada dengan hal tersebut,

Kimble berpendapatbahwa belajar adalah perubahan relatif permanen dalam potensi bertindak, yangberlangsung sebagai akibat adanya latihan yang diperkuat, senada dengan hal itu Wittig dalam bukunya Psychology of learning mendefinisikan belajar sebagai anyrelatively permanent change in an organism`s behavioral repertoire that occursas an result of experience lebih jauh Winkel (1997:193) berpendapat bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.Belajar rmenghasilkan suatu perubahan yang positif sebagai langkah untuk menyesuaikandiri.

Menurut Skinner yang dikutip Barlow (1985), belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.Senada dengan itu Ahmadi (24: 128) mengemukakan menurut pengertian secara
psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan dimana-mana, seperti di rumah ataupun dilingkungan masyarakat. Irwanto (1997:105) berpendapat bahwa belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan menurut Mudzakir (1997:34) belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

Belajar merupakan suatu proses. Proses berasal dari bahasa latin “processus” yang artinya “berjalan ke depan”. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) mengartikan proses sebagai (1) runtutan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu; (2) rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk (3) perkara di pengadilan. Dalam konteks belajar yang dimaksud proses adalah runtutan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu, pernyataan ini mengisyaratkan langkah-langkah kemajuan untuk mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Chaplin menjelaskan proses itu sebagai any change in any object or organism, particularly a behavioral or psychological change”. Selanjutnya Reber (1988) menjelaskan bahwa proses dalam belajar itu adalah cara-cara atau langkah-langkah yang memungkinkan timbulnya beberapa perubahan serta tercapainya hasil-hasil tertentu.

Di dalam belajar, pebelajar mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi tahu, karena itu menurut Cronbach (Sumadi Suryabrata,1998:231) : “Belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu pelajar mempergunakan pancainderanya. Pancaindera tidak terbatas hanya indera pengelihatan saja, tetapi juga berlaku bagi indera yang lain.”Proses dalam belajar merupakan faktor yang paling penting. Proses sangat menekankan kreativitas. Pada umumnya, proses berkenaan dengan cara belajar berkembang, bagaimana siswa bergaul dengan lingkungannya dan bagaimana siswa terlibat dalam proses itu. (Sobur, 2003: 235). Soepartinah (1981) yang dikutip oleh Sobur (2003) menguraikan beberapa sifat proses belajar sebagai berikut:

a. Belajar merupakan suatu interaksi antara anak dengan lingkungan

  1. Belajar berarti berbuat
  2. Belajar berarti mengalami
  3. Belajar adalah suatu proses yang bertujuan
  4. Belajar memerlukan motivasi
  5. Belajar memerlukan kesiapan
  6. Belajar merupakan perubahan berfikir konkret menjadi abstrak
  7. Belajar bersifat integratif

Telah dikatakan sebelumnya bahwa belajar menghasilkan perubahan. Maka dari itu proses belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri pebelajar, namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas (Muhibbidin Syah, 2000:116) antara lain :

a. Perubahan Intensional Perubahan dalam proses belajar adalah karena pengalaman atau praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini pebelajar menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan.

b. Perubahan Positif dan aktif Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari pebelajar yang bersangkutan.

c. Perubahan efektif dan fungsional Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaat tertentu bagi pebelajar. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya perubahan dalam diri pebelajar tersebut relatif menetap dan apabila dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan lagi.

Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan pebelajar untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi pebelajar dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Teori Belajar

Proses yang menunjukkan hubungan yang terus menerus antara respon yang muncul serta rangsangan yang diberikan dinamakan suatu proses belajar (Tan, 1981: 91).Pengertian tersebut sarat akan nilai behavioristik. Dalam psikologi teori belajar selalu dikaitkan dengan stimulus dan respon dan teori-teori tingkah laku yang menjelaskan respon makhluk hidup dihubungkann dengan stimulus yang didapat di dalam lingkungannya (Sobur, 2003: 223). Selain teori yang telah disebutkan sebelumnya terdapat teori-teori psikologi lain yang menjelaskan belajar (teori belajar). Teori belajar yang dimaksud adalah teori conditioning, connectionisme dan gestalt.

1. Teori Conditioning

Bentuk paling sederhana dalam belajar adalah conditioning. Hal ini disebabkan karena teori ini sangat sederhana dan mencakup ruang lingkup yang luas. Conditioning adalah suatu bentuk belajar dimana dijelaskan bahwa kesanggupan untuk berespons terhadap stimulus tertentu dapat dipindahkan pada stimulus lain. Teori conditioning ini berkembang dari masa ke masa, contoh perkembangan teori ini adalah classical conditioning, respondent conditioning, operant conditioning.

2. Teori belajar Bandura

Teori belajar bandura merupakan salah satu perkembangan dari teori operant conditioning (teori belajar behavioral). Tokoh teori ini adalah Bandura, Bandura setuju bahwa perlu adanya reinforcer dalam belajar, Bandura juga setuju dengan pendapat Skinner dalam operant conditioning. Hanya saja Bandura menambahkan aspek social dalam teori belajarnya. Bandura berpendapat bahwa terdapat interaksi yang terus menerus antara pebelejar dengan pebelajar lain yang bisa membantu belajar (reciprocal interaction).

3. Teori Gestalt

Teori ini berpendapat bahwa belajar bukanlah sekedar asosiasi antara stimulus-respon yang kian lama kian kuat disebabkan adanya berbagai latihan atau ulangan-ulangan. Menurut teori ini belajar itu terjadi apabila ada pengertian (insight).Pengertian ini muncul ketika individu mencoba memahami problem, yang kemudian muncul kejelasan hubunga antara unsur-unsur yang satu dengan yang lain, kemudian muncul pemahaman keterkaitan antara unsur-unsur tersebut untuk kemudian dimengerti maknanya.

Sobur telah merangkum prinsip-prinsip belajar gestalt sebagai berikut:

a. belajar dimulai dari suatu keseluruhan, kemudian baru enuju bagian-bagian. Dari hal-hal yang kompleks menuju hal-hal yang lebih sederhana.

b. Keseluruhan memberi makna pada bagian-bagian. Bagian-bagian terjadi dalam keseluruhan. Bagian-bagian itu hanya bermakna dalam keseluruhan tersebut.

c. Belajar adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan. Individu belajar jika ia dapat bertindak dan berbuat sesuai dengan yang dipelajarinya.

d. Belajar akan berhasil bila tercapai kematangan untuk memperoleh pengertian. Pengertian adalah kemampuan hubungan antara berbagai faktor dalam situasi yang problematis.

e. Belajar akan berhasil apabila tujuan belajar itu berarti bagi individu.

f. Dalam proses belajar, individu merupakan organisme yang aktif, bukan bejana yang harus diisi oleh orang lain.

c. Belajar efektif

Efisiensi dalam belajar (belajar efektif) merupakan upaya menggunakan belajar yang baik, dalam arti efektif dan efisien. Gie (1975) dalam Sobur (2003: 257) menjelaskan efisiensi adalah sebuah pengertian atau konsepsi yang menggambarkan perbandingan terbaik antara usaha dan hasil yang dicapai. Dengan demikian, belajar yang baik dapat dilihat dari dua perbandingan, yaitu usaha belajar dan hasil belajar.

1. Segi usaha belajar

Belajar dapat dikatakan efisien jika prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang minimal. Pengertian usaha di sini meliputi segala tindakan yang digunakan untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, seperti tenaga, pikiran, waktu, peralatan belajar, biaya, dan lain-lain yang relevan dengan kegiatan belajar.

2. Segi hasil belajar

Belajar dapat dikatakan efisien jika usaha belajar tertentu memberikan prestasi tertinggi.

B. FAKTOR PSIKOLOGIS DAN TEKNIS YANG MEMPENGARUHI BELAJAR EFEKTIF

a. Faktor Psikologis

Terdapat banyak faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar pebelajar. Faktor psikologis adalah faktor-faktor dari dalam individu yang terkait dengan dimensi psikis. Faktor-faktor psikologis yang banyak disinggung oleh para ahli dalam konteks belajar diantaranya adalah:

1. Kecerdasan.

2. Minat

3. Bakat

4. Motivasi belajar

5. Emosi

6. Perhatian dan konsentrasi

7. Sikap

8. Konsep Diri dan Kepribadian.

9. Pengamatan

10. Ingatan

11. Berfikir

12. Locus of control

13. Faktor kematangan

b. Faktor Teknis (Keterampilan Teknis Belajar)

Jika faktor psikologis merupakan raw input belajar,maka Keterampilan menjadikan raw input itu dapat bekerja. Keterampilan belajar merupakan media untuk mengaktifkan faktor psikologis. Dalam mendeskripsikan keterampilan belajar Reber (1988; Muhibbin, 2007:119) menjelaskan bahwa keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Ini berarti keterampilan belajar tidak hanya meliputi gerakan motorik melainkan juga pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif.

Keterampilan belajar bukan keterampilan tunggal tetapi merupakan garis kontinum yang bermula dari titik awal kehidupan dan berakhir pada akhir hidup manusia itu sendiri. Keterampilan belajar merupakan salah satu
potensi dan tugas asasi manusia yang kuantitas dan kualitasnya dipengaruhi faktor eksternal. Keterampilan memungkinkan siswa menjadi pebelajar yang mampu mengatur, mengelola dan memotivasi diri. Rose berpendapat bahwa yang termasuk dalam keterampilan belajar adalah belajar bagaimana belajar, cara berpikir analitis dan kreatif, menulis, membaca, keterampilan computer, keterampilan berkomunikasi, dan kemampuan untuk menghetahui hubungan-hubungan dalam sistem (Rose, 2002: 334). Adpun keterampilan lainnya yang mendukung proses belajar adalah keterampilan menghadapi ujian, keterampilan mengungkapkan Dari beberapa keteraampilan yang telah dikemukakan di atas terdapat beberapa keterampilan teknis dalam belajar keterampilan itu antara lain: keterampilan membaca, keterampilan menulis, keterampilan mengungkapkan, keterampilan mendengarkan, keterampilan menghafal, keterampilan menghadapi ujian dan lain sebagainya.

1) Keterampilan membaca

2) Keterampilan menulis

3) Keterampilan mendengarkan

4) Keterampilan menghafal

5) Keterampilan ujian

6) Keterampilan Belajar

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan pebelajar untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahantersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagipebelajar dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan belajar efisienmengandung pengertian atau konsepsi yang menggambarkan perbandinganterbaik antara usaha dan hasil yangdicapai. Dengan demikian, belajar yang baik dapat dilihat dari duaperbandingan, yaitu usaha belajar dan hasil belajar.

Terdapat banyak faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar pebelajar. Faktor psikologis adalah faktor-faktor dari dalam individu yang terkait dengan dimensipsikis. Faktor-faktor psikologis yang banyak disinggung oleh para ahli dalam konteks belajar diantaranya adalah inteligensi, faktor kematangan, Locus of control, berfikir, ingatan, pengamatan, konsepdiri dan kepribadian, Sikap, Perhatian dan konsentrasi, emosi, motivasi belajar,bakat, minat.Sedangkan faktor keterampilan teknis yang mempengaruhibelajar efektif diantaranya yaitu membaca, menulis/ mencatat, mendengarkan, mengungkapkan, keterampilan menghafal materi, keterampilan mempersiapkan ujian.belajar efektif merupakan efektivisasi belajar, termasuk didalamnya strategi belajar sesuai dengan gaya belajar pebelajar.

1 komentar: